Sabtu, 08 Desember 2012

Arti Sebuah Nama Panggilan

Dulu di masa kecilku nama panggilan temanku ada yang menggunakan nama paraban atau nama panggilan waktu kecil, nama paraban itu diberikan oleh orang tuanya sendiri dan tentunya tidak pakai acara bancakan atau selamatan.
Aku ingat beberapa nama paraban temanku diantaranya Paiman parabanya Bagong, Sugiman parabanya Gareng, Sarimen parabanya Nggomen, Suramen parabanya Nggamen,itu di desaku, Kalirejo, Bagelen, Purworejo, sedangkan aku punya banyak teman dari daerah Madiun, justru nama panggilan itu dibuat oleh sesama temanya sendiri, sesuai dengan kejadian yang mencolok yang dialaminya pada waktu kecil, dan disana hampir tidak ada anak yang dipanggil sesuai nama aslinya, namanyapun yang aneh aneh, ada namanya Winarto karena punya penyakit menggok maka di panggilnya Menggok,Suratman dipanggil Coro, Totok dipanggilnya Colomin, Anto dipanggil Nggayir, Muslimin dipanggil Kancil dan lain-lain.
Nama panggilan atau paraban itu menurut pendapatku adalah sebagai nama kecil dan sudah tidak berlaku lagi seiring berjalanya waktu karena akan semakin bertambah umur dan nama kecil tidaklah di gunakan lagi.
Berbeda bila orang asing memangiil kita, biasanya mereka memanggil nama belakang yang dianggap sebagi nama marga atau nama keluarga, aku sendiri mengalami hal itu ketika bekerja dengan orang Korea, karena namaku Slamet Darmaji, maka ia memanggilku dengan sebutan Darmaji akupun tidak pretes dengan hal itu, karena lidah orang Korea juga lebih mudah mengucapkan nama Darmaji daripada panggilan nama Slamet, sejak itulah aku terbiasa dipanggil dengan nama Darmaji. Kini ketika aku berkenalan dengan pelanggan maupun para Supplyer aku selalu memperkenalkan diri dengan nama Darmaji.
Berbeda lagi panggilan seorang kepada pacarnya biasanya panggilanya mesra seperti Sayang atau Yang, baik laki lakit erhadap perempuan maupun sebaliknya dan akan berganti menjadi Pak atau Bu ketika sudah mempunyai anak karena biasanya memberikan contoh kepada sang anak dalam hal saling memangil.
Panggilan antar suami istri juga ada yang mesra seperti halnya aku kepada istri dan istri kepadaku, karena aku orang jawa maka panggilan mesra istriku terhadapku adalah Mas, sampai saat ini anaku nomer satu SMP kelas dua, dan anaku nomer dua SD kelas tiga, ia masih memanggilku dengan kata Mas, dan aku juga memanggil istriku dengan sebutan Dik dari kata Adik atau kadang Nduk dari kata Genduk, akupun tak pernah memanggil istriku sesuai dengan namanya.
Lain halnya dengan Bapaku, Bapak memanggil Ibuku dengan nama Yuk, aku dulu tak mengerti mengapa Bapak memanggil Ibuku dengan kata Yuk, padahal nama Ibuku bukan Yayuk, sekarang setelah usiaku yang sudah berkepala empat dan Bapaku sudah meninggal, aku baru sadar dan mengerti bahwa panggilan Yuk itu adalah dari kata Ayu atau cah Ayu. satu panggilan yang sangat mesara, sangat menghargai,dan sangat menyanjung untuk seorang Wanita yang sangat di cintainya.
Kesadaranku itu datang setelah aku bertemu kembali dengan orang yang dulu pernah aku sayangi, ia adala cinta pertamaku, seorang gadis ayu yang pernah menjadi pujaan hatiku, yang dulu pernah hialang entah kemana, namun kini sudah kembali lagi, karena hatinya sudah bersamaku lagi dan aku juga ingin memanggil  ‘’Ayu’’ kepadanya.
Meski kami terpisahkan oleh jarak dan waktu,dan raga ini tak dapat saling memiliki, semoga  sayang dan cinta ini akan tetap abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar