Sabtu, 26 November 2011

ILMU SOSIAL DASAR BAB IX




UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
SISTEM INFORMASI
MATA KULIAH :
ILMU SOSIAL DASAR

DOSEN :
IBU NINUK SEKARSARI

KELOMPOK 1:
ANGGOTA
N.P.M.
JAUMIL

HARIS HIMAWAN

MUHAMAD BAGOES IRAWAN
14111642
YONATAN PANDU KRISTANTO
17111565
SARAH HABIBAH
16111609
IVEEN HERMIAWAN
13111760
ASRIADITA LARASATI
11111263
PANCA HADI SURYA
15111487
 BAB IX

prasangka,diskriminasi,etnosentrisme



Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
   Dengan berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :
  1. kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang
  2. kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
  3. kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
  4. kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
  5. kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
  6. kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
  7. kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
  8. kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
Kenyataan-kenyataan seperti itu menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik. Permasalahan utama dalam tinjauan konflik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan dan hasilnya kenyataan itu disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
  Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi mengenal beberapa fase yaitu:

1. fase disorganisasi yang terjadi karena kesalahpahaman.
2. fase dis-integrasi yaitu pernyataan tidak setuju.
    fase dis-integrasi ini memiliki tahapan (Menurut Walter W. Martin dkk):  
ketidaksepahaman anggota kelompok tentang tujuan yang dicapai.norma sosial tidak membantu dalam mencapai tujuan yang disepakati.norma yang telah dihayati bertentangan satu sama lain.sanksi sudah menjadi lemahtindakan anggota masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok  
studi kasus  : di negara ini kebanyakan kepentingan yang harus nya didahulukan malah menjadi belakangan ,contohnya seperti kepentingan untuk rakyat kecil sepertinya tidak terlalu diutamakan malahan uang dipakai untuk pembangunan-pembangunan yang bisa ditunda  

opini : seharusnya pemerintah mempunyai perencanaan yang baik sebelum membangun sebuah fasilitas, dipikirkan kapan pembangunan itu akan selesai dan bagaimana cara mempercepat berjalannya pembangunan tersebut. Pemerintah jangan hanya memikirkan dirinya sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar